Menurut Agus, penutupan tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memperbaiki kondisi finansial yang merugi karena beban operasional yang meningkat.
"Dia (Bata) sedang melakukan transformasi digitalisasi dan menyesuaikan kegiatan bisnisnya untuk lebih efisien," ujarnya dalam rekaman suara yang dibagikan oleh Tim Humas Kementerian Perindustrian pada Selasa (7/5).
Agus menambahkan bahwa perusahaan sebelumnya telah menjual sebagian asetnya untuk bertahan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, upaya tersebut tidak berhasil memperbaiki kondisi perusahaan, sehingga mereka memutuskan untuk menutup pabrik.
"Seperti yang kita ketahui, mereka sudah menjual aset untuk membuat perusahaan kembali sehat dan efisien," jelas Agus.
Pabrik PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta, Jawa Barat, ditutup pada 30 April 2024.
Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, menjelaskan bahwa penutupan operasional pabrik disebabkan oleh kerugian yang terjadi di tengah penurunan permintaan.
"Dengan keputusan ini, Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," katanya seperti yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (3/5).
Tutuko menyatakan bahwa Bata telah melakukan berbagai upaya dalam empat tahun terakhir untuk menghadapi kerugian dan tantangan industri yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Tantangan lainnya adalah perubahan perilaku konsumen yang berlangsung begitu cepat.
Comments
0 comment